Jumat, 25 November 2011

Karakteristik situasi krisis

Secara umum karakter pasien dibedakan mejadi 2 tipe. Yang cenderung ingin mencari informasi lebih jelas –information seeking-  dan ada yang tidak begitu mementingkan penjelasan  dokter –non information seeking-. Para pasien yang jenis kedua  hampir jarang ditemukan di era saat ini. Mungkin yang masih ada di pedesaan yang pendudukny masih polos,  kalangan yang latar pendidikannya  kurang, para pasien yang sudah terlampau percaya pada dokternya atau  terlanjur  menganggap therapi yang diberikan dokter  selalu cocok dengan segala macam  gejala penyakit yang dikeluhkan. Mereka tidak terlalu peduli  apa nama penyakitnya, bagaimana bisa terjadi, bagaimana kemungkianan sembuh dan lain-lain. Sudah cukup dengan diberikan obat , menerima nasehat mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Begitu saja, tidak lebih.
Berbeda dengan yang kedua di atas, para pasien golongan pencari informasi akan lebih aktif bertanya kepada dokternya. Mereka belum merasa puas kalau dokter belum bisa atau pun belum sempat menjawab pertanyaan mereka. Didasari juga oleh pengaruh psikis, golongan pasien ini dibedakan lagi antara yang bisa menerima penjelasan dokter secara proporsional dan ada juga yang bertype agak ‘ngeyel’. Mereka yang rada cerewet ini terkadang belum cukup menerima sekali penjelasan dokter, banyak mengajukan pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding mendengar informasi dokternya.
Lalu, apakah pasien kritis  akan menyulitkan dokter…? Tidak juga! Seorang dokter yang tidak memiliki kompetensi  yang cukup barangkali akan merasa tertekan untuk menjelaskan apa apa yang ditanyakan oleh si pasien.  Berbeda dengan dokter  yang cakap di bidang profesinya dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik tentu akan lebih senang berhadapan dengan pasien jenis ini. Karena penyampaian pesan yang diberikan oleh dokter lebih bisa diterima dan bermakna.
Yang juga menjadi  masalah bagi dokter dalam berkomunikasi dengan pasien adalah apa yang bisa disebut dengan komunikasi berjenjang. Ini terutama terjadi pada pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dan mempunyai banyak keluarga. Berjenjang, maksudnya dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya. Setiap anggota keluarga akan menanyakan hal yang hampir sama tentang  si pasien pada kesempatan yang berbeda. Penyebabnya, karena keluarga yang menerima informasi pertama tidak sempat atau tidak mampu menyampaikan penjelasan dokter ke anggota keluarga lainnya. Sehingga hal ini sedikit membebani dokter untuk menjelaskan hal yang sama berulang kali.
Menghadapi hal ini, solusinya adalah dengan memberikan penjelasan kepada keluarga yang berpengaruh dan bisa berkomunikasi dengan keluarga pasien yang lain. Atau bisa juga dengan mengumpulkan semua keluarga terlebih dulu sebelum dokter memberikan penjelasan  tentang kondisi  si pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar